Jumat, 08 November 2013

Akuntansi Manajemen






 
 
Konsep Dasar dan Klasifikasi Biaya

Konsep Dasar Akuntansi Manajemen
1. Pembebanan biaya : Penelusuran Langsung (Direct Tracing), Penelusuran Penggerakan (Driver Tracing), dan Alokasi (Allocation)

Biaya
Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memeberi manfaat saat ini atau di masa datang bagi organisasi. Dikatakan sebagai ekuivalen kas karena sumber nonkas dapat ditukar dengan barang atau jasa yang diingikan. Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah manfaat yang diserahkan atau dikorbankan ketika satu alternatif dipilih dari beberapa alternatif lain.
Biaya dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat di masa depan. Pada perusahaan yang berorientasi laba, manfaat masa depan biasanya berarti pendapatan. Jika biaya telah dihabiskan dalam proses menghasilkan pendapatan, maka biaya tersebut dinyatakan kadaluwarsa (expire). Biaya yang kadaluwarsa disebut beban.

Objek Biaya (Cost Object)
Sistem akuntasi manajemen dibuat untuk mengukur dan membebankan biaya kepada entitas, yang disebut sebagai objek biaya. Objek biaya dapat berupa apapun, seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, dan aktivitas yang diukur biayanya dan dibebankan. Sebagai contoh, jika sebuah rumah sakit ingin menetapkan biaya departemen operasional, maka objek biaya adalah departemen operasional. Aktivitas muncul sebagai objek biaya yang penting. Aktivitas adalah unit dasar kerja yang dilakukan dalam subuah organisasi, dan dapat juga digambarkan sebagai suatu pengumpulan tindakan dalam suatu organisasi yang berguna bagi para manajer untuk melakukan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Aktivitas tidak hanya bertindak sebagai objek biaya, tapi juga memiliki peran utama dalam pembebanan biaya untuk objek biaya lainnya. Contoh aktivitas meliputi pemasangan peralatan untuk produksi.

Keakuratan Pembebanan
Keakuratan adalah suatu konsep yang relatif, dan harus dilakukan dengan wajar serta logis terhadap penggunaan metode pembebanan biaya. Tujuannya adalah untuk mengukur dan membebankan biaya terhadap sumber daya yang dikonsumsi oleh objek biaya. Ketertelusuran (traceability) Hubungan antara biaya dan objek dapat digali untuk membantu meningkatkan keakuratan pembebanan biaya. Biaya dapat secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan objek biaya. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang tidak dapat dengan mudah dan akurat dilacak sebagai objek biaya. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang dengan mudah dan akurat ditelusuri sebagai objek biaya. "Ditelusuri dengan mudah" memiliki arti bahwa biaya dapat dibebankan dengan cara yang layak secara ekonomi, sementara "dilacak dengan akurat" memiliki arti bahwa biaya dapat dibebankan dengan menggunakan hubungan sebab akibat. Jadi, ketelusuran adalah kemampuan untuk membebankan biaya ke objek biaya dengan cara yang layak secara ekonomi berdasarkan hubungan sebab akibat. Ketelusuran adalah unsur utama dalam pengembangan pembebanan biaya yang akurat.

Metode Penelusuran
Penelusuran adalah pembebanan aktula biaya ke objek biaya, dengan menggunakan ukuran yang dapat diamati atas sumber daya yang dikonsumsi oleh objek biaya. Penelusuran biaya dibagi menjadi dua :
1. Penelusuran langsung
Penelusuran langsung adalah suatu proses pengidentifikasian dan pembebanan biaya yang berkaitan secara khusus dan fisik dengan suatu objek. Penelusuran ini paling sering dikerjakan melalui pengamatan secara fisik.
2. Penelusuran penggerak
Penelusuran penggerak adalah penggunaan penggerak untuk membebankan biaya ke objek biaya. Penggerak adalah faktor penyebab yang  dapat diamati dan yang mengukur konsumsi sumber daya objek biaya. Penggerak adalah faktor yang menyebabkan perubahan dalam penggunaan sumber daya, dan memiliki hubungan sebab akibat dengan biaya yang berhubungan dengan objek biaya.

Membebankan Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya-biaya yang tidak dapat dibebankan k objek-objek biaya, baik dengan menggunakan penelusuran langsung atau penggerak. Hal ini berarti tidak ada hubungan sebab akibat antara biaya dan objek biaya, atau penelusuran tidak layak dilakukan secara ekonomis. Pembebanan biaya tidak langsung ke objek biaya disebut alokasi. Oleh karena tidak terdapat hubungan sebab akibat, pengalokasian biaya tidak langsung didasarkan pada kemudahan atau beberapa asumsi yang berhubungan. Cara yang mudah untuk mengalokasikan biaya ini adalah hanya dengan membebankannya secara proporsional ke jam tenaga kerja langsung yang digunakan setiap produk. Pembebanan biaya tidak langsung ke objek biaya secara arbitrer mengurangi keakuratan pembebanan biaya secara keseluruhan. Kebijakan perhitungan biaya yang terbaik mungkin hanya membebankan biaya (yang ditelusuri), langsung ke objek biaya. Akan tetapi, alokasi biaya tidak langsung mungkin bermanfaat untuk tujuan lain di samping keakuratan.

Ikhtisar Pembebanan Biaya
Menjelaskan 3 metode pembebanan biaya ke objek biaya:
1. Penelusuran langsung, dilakukan dengan pengamatan fisik.
2. Penelusuran penggerak, dilakukan dengan hubungan sebab akibat
3. Alokasi, dilakukan dengan asumsi hubungan
Jadi proses pembebanan biaya,biaya dibebankan kepada objek biaya seperti produk, proyek, pabrik, dan pelanggan. Ada tiga metode pembebanan biaya: penelusuran langsung, penelusuran penegak, dan alokasi. Penelusuran langsung dan penggerak lebih akurat karena didasarkan pada hubungan sebab akibat. Penelusuran langsung bergantung pada observasi fisik untuk membebankan biaya. Penelusuran penggerak tergantung pada penggunaan faktor-faktor sebab akibat yang disebut penggerak untuk membebankan biaya. Alokasi tergantung pada hubungan yang diasumsikan dan kemudahan membebankan biaya. Alokasi pada intinya pembebanan yang bersifat arbitrase dan harus dihindari sedapat mungkin.

2. Biaya Produk dan Jasa
Ada dua jenis keluaran :
1. Produk berwujud adalah barang yang dihasilkan dengan mengubah bahan baku melalui penggunaan tenaga kerja dan masukan (input) modal, seperti pabrik, lahan, dan mesin.
2. Jasa (service) adalah tugas atau aktivitas yang dilakukan untuk seorang pelanggan, atau aktivitas yang dijalankan oleh seorang pelanggan dengan menggunakan produk atau fasilitas organisasi.
Jasa berbeda dengan produk berwujud dalam empat dimensi penting : 1 Ketidakberwujudan (intangibility) berati bahwa pembeli jasa tidak dapat melihat, merasakan, dan mendengar. 2 Tidak tahan lama (parishability) memiliki arti bahwa jasa tidak dapat disimpan untuk kegunaan masa depan oleh pelanggan. 3 Tidak dapat dipisahkan memiliki arti bahwa produsen dan pembeli jasa biasanya harus melakukan kontak langsung pada saat pertukaran. 4 Heterogenitas (heterogenity) berarti bahwa terdapat peluang variasi yang lebih besar pada penyelenggaraan jasa daripada produksi produk. Organisasi yang membuat produk berwujud disebut organisasi manufaktur. Organisasi yang memproduksi produk tidak berwujud disebut organisasi jasa.

Biaya yang Berbeda untuk Tujuan Berbeda
Biaya produk adalah pembebanan biaya yang mendukung tujuan manajerial yang spesifik."Biaya produk" tergantung pada tujuan manajerial yang sedang berusaha dicapai. Definisi biaya produk mengilustrasikan prinsip manajemen biaya yang bersifat fundamental, yaitu:"Biaya yang berbeda untuk tujuan berbeda".

Biaya produk dan Pelaporan Keuangan Eksternal
Tujuan utama sistem manajemen biaya adalah perhitungan biaya produk untuk pelaporan keungan eksternal. Biaya dikelompokkan ke dalam dua kategori fungsional utama : produk dan nonproduksi. Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya nonproduksi adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi perancangan, pengembangan, pemasaran, distribusi, layanan pelanggan, dan administrasi umum. Bagi barang berwujud, biaya produksi dan nonproduksi sering disebut sebagai biaya manufaktur dan nonmanufaktur. Bahan Langsung adalah bahan yang dapat ditelusuri ke barang atau jasa yang diproduksi. Biaya bahan ini dapat langsung dibebankan ke produk karena pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh setiap produk. Tenaga Kerja Langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau jasa yang sedang diproduksi. Seperti halnya bahan langsung, pengamatan fisik dapat digunakan dalam mengukur kuantitas karyawan yang digunakan dalam memproduksi suatu produk atau jasa. Overhead adalah semua biaya produksi selain dari bahan langsung dan tenaga kerja langsung dikelompokkan ke dalam satu kategori yang disebut ongkos overhead. Overhead juga dikenal sebagai beban pabrik atau overhead manufaktur. Kategori biaya overhead memuat berbagai item yang luas. Banyak input selain dari bahan langsung dan tenaga kerja langsung diperlukan untuk membuat produk. Biaya Penjualan dan Administrasi terdapat dua kategori biaya nonproduksi yang lazim: biaya penjualan dan biaya administrasi. Biaya penjualan dan biaya administrasi disubut sebagai biaya yang tidak dapat diinventarisasi. Biaya yang tidak dapat diinventarisasi dibebankan dalam periode waktu mereka terjadi. Jadi, tidak satu pun dari biaya-biaya ini yang dapat dibebankan ke produk atau muncul sebagai bagian dari nilai persediaan yang dilaporkan pada neraca. Biaya Utama dan Konversi klasifikasi produksi dan nonproduksi memberikan pengaruh pada beberapa konsep biaya. Biaya utama (prime cost) adalah jumlah biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya konversi adalah jumlah biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead.

3. Laporan Keuangan Eksternal
Untuk memenuhi kebutuhan pelaporan ekternal, biaya-biaya harus diklasifikasikan berdasarkan fungsi. Ketika menyusun laporan laba rugi, biaya produksi dan biaya penjualan serta administrasi dipisahkan. Hal ini dilakukan karena biaya produksi dipandang sebagai biaya produk, dah biaya penjualan serta administrasi dipandang sebagai biaya periode.

Laporan Laba Rugi : Perusahaan Manufaktur
Pemasukan yang dihitung menurut klasifikasi funsional sering disebut sebagai perhitungan pemasukan biaya absorpsi (full costing) karena semua biaya manufaktur dibebankan ke produk. Harga Pokok Produksi adalah mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama priode berjalan. Biaya yang haya dibebankan ke barang yang diselesaikan adalah biaya manufaktur bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Rincian dari pembebanan biaya ini diuraikan dalam daftar pendukung, yang disebut sebagai laporan harga pokok produksi. Barang dalam proses terdiri dari semua unit yang telah diselesaikan sebagian dalam produksi pada titik waktu tertentu. Barang dalam proses awal terdiri dari unit yang diselesaikan sebagian yang telah ada pada awal periode. Barang dalam proses akhir terdiri dari unit yang ada pada periode.

Laporan Laba Rugi: Perusahaan Jasa
Pada perusahaan jasa, perhitungan biaya yang terjual berbeda dari biaya penjualan dalam perusahaan manufaktur. Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan awal atau akhir barang jadi. Berbeda dari perusahaan manufaktu, perusahaan jasa tidak memiliki persediaan barang jadi karena tidak mungkin menyimpan jasa. Jadi, kalau dibandingkan dengan perusahaan manufaktur, biaya penjualan jasa dapat disamakan dengan harga pokok produksi.


4. Jenis-jenis Sistem Akuntansi Manajemen berdasarkan fungsi dan berdasarkan aktivitas

Sistem akuntansi manajemen berdasarkan fungsi (functional based management-FBM) telah dikenal dari tahun 1990-an dan masih secara luas digunakan, baik dalam sektor manufaktur maupun jasa. Sistem akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas (activity based management-ABM) merupakan sistem yang lebih baru (dikembangkan dalan dua dekade terakhir). Sistem akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas juga digunakan secara luas, dan manfaatnya adalah untuk peningkatan khususnya di antara organisasi-organisasi yang memiliki beragam produk dan pelanggan, berhadapan dengan peningkatan kompleksitas produk, siklus waktu produk yang lebih pendek, permintaan kenaikan mutu, dan tekanan persaingan yang ketat.

Sistem akuntansi FBM & ABM
Tinjauan Biaya FBM dalam sistem akuntansi FBM, biaya-biaya sumber daya dibebankan ke unit-unit fungsional dan kemudian ke produk. Dalam pembebanan biaya, digunakan penelusuran langsung dan penelusuran penggerak, akan tetapi dalam sistem FBM penelusuran penggerak hanya menggunakan penggerak produksi (tingkat unit), pengukuran konsumsi yang berkolerasi dengan keluaran produksi. Produk unit atau penggerak yang sangat berkolerasi dengan unit yang diproduksi, seperti jam tenaga kerja dari tenaga kerja langsung, material langsung, dan jam kerja mesin, adalah hanya penggerak yang diasumsikan penting. Tujuan pembiayaan produk dari pembiayaan berdasar fungsional dapat dipenuhi dengan pembebanan biaya-biaya produksi untuk persediaan dan harga pokok penjualan untuk tujuan pelaporan keuangan eksternal.

Tinjauan Biaya ABM dalam pembiayaan berdasar aktivitas (activity based costing-ABC), biaya dilacak untuk aktivitas dan kemudian ke produk. Pembebanan biaya berdasar aktivitas menekankan penelusuran melebihi dari alokasi; dalam kenyataannya, itu bisa dinamakan sebagai penelusuran yang intensif. Penggunaan penggerak unit dan non unit meningkatkan keakuratan pembebanan biaya, mutu keseluruhan dan informasi biaya yang relavan. Pembiayaan produk berdasar aktivitas cenderung fleksibel. Informasi biaya dibuat untuk mendukung macam-macam tujuan manjerial, termasuk tujuan pelaporan keuangan.

Tinjauan Efisiensi Operasional FBM penyedia informasi untuk perencanaan dan pengendalian adalah tujuan lainnya dari akuntansi manajemen. Pendekatan untuk unit organisasional dan kemudian menuntut tanggung jawab unit manajer organisasional untuk pengendalian biaya yang dibebani.

Tinjauan efisiensi Operasional ABM subsitem pengendalian berdasarkan aktivitas juga dibebankan secara signifikan dari sistem berdasarkan fungsional. Penekanan berdasarkan fungsional adalah dalam pengelolaan biaya. Muncul persetujuan, bagaimanapun, bahwa aktivitas manajemen, bukan biaya, adalah kunci suksesnya kendali. Manajemen berdasarkan aktivitas fokus pada aktivitas manajemen dengan tujuan memperbaiki nilai yang diterima oleh pelanggan dan profit yang diterima dengan menyediakan nilai.

Pilihan dari Sistem Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas menawarkan keuntungan yang berarti, termasuk memperbaiki keakuratan pembiayaan produk, memperbaiki pengambilan keputusan, meningkatkan perencanaan strategis, dan kemampuan yang lebih baik dalam mengelola aktivitas. Sistem berdasarkan aktivitas secara khusus sesuai untuk mendukung sasaran perbaikan berkelanjutan tujuan yang penting bagi perusahaan untuk bersaing secara global. Bagi banyak perusahaan manfaat dari perpindahan sistem FBM ke sistem ABM melebihi biayanya. Karenanya, penggunaan ABC dan ABM telah semakin meluas dan perhatian akan akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas adalah tinggi.

KLASIFIKASI BIAYA
Biaya Produk dan Biaya Periodik
Biaya dapat diklasifikasikan juga menjadi biaya produk dan biaya periodik

Biaya Produk
Biaya produk termasuk semua biaya yang terkait dengan pemerolehan atau pembuatan suatu produk. Biaya-biaya ini terdiri dari bahan langsung, tenaga kerja langsung, overhead. Biaya produk melekat terhadap unit produk pada saat barang dibeli atau diproduksi, dan biaya tersebut tetap melekat pada barang yang kemudian menjadi persediaan yang menmunggu untuk dijual.

Biaya Periodik
Biaya periodik adalah semua biaya yang tidak termasuk dalam biaya produk. Biaya ini adalah beban dalam laporan laba rugi dalam periode di mana biaya tersebut terjadi dengan menggunakan peraturan akuntansi akrual seperti yang telah dipelajari dalam akuntansi keuangan.
Klasifikasi Biaya untuk Memprediksi Perilaku Biaya
Perilaku biaya berarti bagaimana biaya akan bereaksi atau merespons perubahan aktivitas bisnis. Biaya biasanya dikategorikan menjadi variabel dan tetap.

Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara proporsional dengan perubahan aktivitas. Yang menarik dari perilaku biaya variabel adalah bahwa biaya variabel selalu konstan apabila dinyatan dalam harga per unit. Biaya variabel termasuk bahan langsung dan overhead. Perusahaan perdagangan, biaya variabel meliputi harga pokok penjualan, komisi penjualan, dan biaya penagihan.



Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang selalu tetap secara keseluruhan tanpa terpengaruh oleh tingkat aktivitas. Biaya tetap tidak di pengaruhi oleh perubahan aktivitas. Cakupan yang relavan adalah cakupan aktivitas dengan validitas asumsi biaya variabel dan biaya tetap.

Klasifikasi Biaya untuk Pembuat Keputusan
Biaya adalah bahan yang sangat penting dalam pembuat keputusan. Pembuat keputusan sangat penting untuk memiliki pemahaman biaya diferensial dan sunk cost.

Pendapatan dan Biaya Diferensial
Keputusan melibatkan proses pemilihan dari berbagai alternatif yang ada. Dalam keputusan bisnis, setiap alternatif memiliki konsekuensi biaya dan manfaat yang ahrus dibandingkan dengan biaya dan manfaat yang akan diperoleh dari alternatif lain yang tersedia. Perbedaan biaya antara dua alternatif disebut biaya diferensial. Perbedaan penghasilan antara dua alternatif disebut penghasilan diferensial. Biaya diferensial disebut juga incremental cost. Biaya diferensial dapat berupa biaya tetap maupun biaya variabel.

Sunk Cost
Sunk cost adalah biaya yang telah terjadi dan tidak dapat diubah oleh keputusan apa pun yang dibuat saat ini atau pun masa yang akan datang. Karena sunk cost tidak dapat diubah oleh keputusan apa pun, sunk cost bukanlah biaya diferensial. Oleh karenanya, sunk cost dapat diabaikan dalan pembuatan keputusan.

Sistem Informasi Manajemen



Mengolah Informasi untuk Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan
Dasar untuk menjelaskan proses pengambilan keputusan yang diajukan oleh Herbert A. Simon terdiri dari tiga tap pokok :
1.      Penyelidikan adalah pempelajari lingkunagn atas kondisi yang memperlukan keputusan. Data mentah diperolah, diolah, dan diuji untuk dijadikan petunjuk yang dapat mengidentifikasi persoalan.
2.      Perancangan adalah mendaftar, mengembangkan dan menganalisis arah tindakan yang mungkin. Hal ini meliputi proses-proses untuk memahami persoalan, menghasilkan pemecahan, dan menguji kelayakan pemecahan tersebut.
3.      Pemilihan adalah memilih arah tindakan tertentu dari semua yang ada. Pilihan ditentukan dan dilakukan.

Jadi proses keputusan dapat dianggap sebagai sebuah arus dari penyelidikan sampai perancangan dan kemudian pada pemilihan. Tetapi pada setiap tahap hasilnya mungkin dikembalikan ke tahap sebelumnya untuk dimulai lagi. Jadi tahapan tersebut tersebut merupakan unsur-unsur sebuah proses bersinambungan.

Cara lain untuk menjelaskan proses pangambilan keputusan adalah dalam arti suatu kegiatan bersinambungan yang digerakkan oleh sebuah sasaran mengubah sistem dari keadaan sekarang menjadi suatu keadaan baru.

Pengambilan keputusan lebih banyak menekankan pada umpan balik hasil keputusan. Rubenstein dan Haberstroh mengusulkan langkah-langkah berikut ini :
1.      Pengenalan persoalan atau kebutuhan untuk pengambilan keputusan.
2.      Analis dan laporan alternatif-alternafit.
3.      Pemilihan di antara alternatif yang ada.
4.      Komunikasi dan pelaksanaan keputusan.
5.      Langkah lanjutan dan umpan balik hasil keputusan.



Sistem pengambilan keputusan

Sistem keputusan yaitu model dari sistem dengan nama keputusan diambil, dapat tertutup atau terbuka.sebuah sistem keputusan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisah dari masukan yang tidak diketahui dari lingkungan.

Sistem keputusan tertutup jelas menganggap orang rasional yang secara logis menguji semua alternatif, mengurutkan berdasarkan kepentingan hasilnya, dan memilih alternatif yang membawa kepada hasil yang terbaik atau maksimal.

Sistem keputusan terbuka memandang keputusan sebagai berada dalam suatu lingkunagn yang rumit dan sebagian tak diketahui. Keputusan dipengaruhi oleh lingkungan dan pada giliranya proses keputusan kemudian mempengaruhi lingkungan. Pengambilan keputusan dianggap tidak seharusnya logis dan sepenuhnya rasional, tetapi lebih banyak memperlihatkan rasionalitas hanya dalam batas yang dikemukakan oleh latarbelakang, pandangan atas alternatif, kemampuan menangani suatu model keputusan.

Model terbuka adalah dinamis atas suatu urutan pilihan karena tingkat aspirasi berubah sehubungan dengan perbedaan antara hasil dan tingkat aspirasi.

Tanggapan Keputusan

Keputusan dapat digolongkan sebagai terprogram atau tidak terprogram berdasarkan kemampuan organisasi atau individu untuk mengadakan perencana atas proses pengambilan keputusan. Keputusan terprogram adlah keputusan yang dapat dispesifikasikan sebelumnya sebagai seperangkat aturan atau prosedur keputusan.

Keputusan tidak terprogram adalah keputusan yang terjadi hanya satu kali atau berubah setiap saat diperlukan. Keputusan dalam suatu sistem terbuka adalah tidak terprogram kareana tidak mungkin menspisifikasikan sebelumnya semua faktor.

Keputusan terprogram dapat dideligasikan ke tingkat bawah dalam sebuah organisasi. Keputusan tak terprogram biasanya tidak dapat dideligasikan.



Teknik Pengambiilan Keputusan

Herbert A. Simon mengemukakan teknik trasional dan modern dalam pembuatan keputusan yang diprogram dan tidak diprogram.
Tipe-tipe keputusan
Trasional
Modern
Diprogram : Keputusan rutin dan berulang-ulang. Organisasi mengembangkan proses khusus bagi penanganannya.
1 Kebiasaan
2 Kegiatan rutin : prosedur pengoperasian standar
3 struktur organisasi tersusun baik
1 Teknik riset operasi analisis matematik model-model
2 pengolahan data elektronik
Tidak diprogram : keputusan sekali dipakai, disusun tidak sehat dan kebijaksanaan. Ditangani dengan proses pemecahan masalah umum
1 Kebijakan dan kreatifitas
2 Coba-coba
3 Selektif dan latihan para pelaksana
Teknik pemecahan masalah yang diterapkan pada : Latihan membuat keputusan

Proses Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan memiliki berapa tahap :
Tahap 1 : pemahaman dan perumusan masalah. Para manager saering menghadapi kenyataan bahwa masalah yang sebenarnya sulit dikemukan atau bahkan sering hanya mengdentifikasikan masalah, bukan penyebab dasar. Para manajer dapat mengidentifikasi masalah dengan beberapa cara. Pertama, manajer serta sistematis menguji hubungan sebab- akibat, kedua manajer mencari penyimpangan atau perubahan dari yang normal.

Tahap 2 : pengumpulan dan analisis data yang relevan. Setelah manajer menemukan dan merumuskan masalah, manajer harus memutuskan langkah-langkah selanjutnya. Manajer pertama kali harus menentukan data-data apa yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat dan kemudian mendapatkan informasi tersebut.

Tahap 3 : pengembangan alternatif-alternatif. Kecencerungan untuk menerimana alternatif keputusan pertama yang feksibel sering menghindarkan manjer dari pencapaian penyelesaian yang terbaik untuk masalah manajer. Pengembangan sejumlah alternatif memungkinkan manajer menolak kecedenrungan untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat keputusan feksibel sering menghindarkan manjer dari pencapaian penyelesaian yang terbaik untuk masalah manajer. Pengembangan sejumlah alternatif memungkinkan manajer menolak kecedenrungan untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat keputusan yang efektif. Manajer harus memilih suatu alternatif yang cukup baik, walaupun bukan sesuatu yang sempurna atau ideal.

Tahap 4 : evaluasi alternatif-alternatif. Setelah manajer mengembangkan sekumpulan alternatif, manajer harus mengevaluasi sekumpulan alternatif, manajer harus mengevaluasi untuk menilai efektifitas setiap alternatif.

Tahap 5 : pemilihan alternatif terbaik. Pembuatan keputusan merupakan hasil evaluasi berbagai alternatif. Alternatif terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi bagi manajer dan ketidaksempurnaan kebijakan manajer.

Tahap 6 : implementasi keputusan. Setelah alternatif terbaik terpilih, para manajer harus membuat rencana untuk mengatasi berbagai permasalahan dan masalah yang mungkin dijumpai dalam penerapan keputusan.

Tahap 7 : evaluasi hasil. Keputusan implementasi keputusan harus selalu dimonitor. Manajer harus menegevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan memberikan hasil yang diingikan.

Relevansi Konsep Keputusan terhadap Perancangan SIM

SIM berdasarkan komputer berguna baik dalam sistem tertutup maupun sistem terbuka. Di dalam keputusan tertutup, komputer bertindak sebagai sebuah alat penghitung untuk bisa menghitung hasil optimum. Di dalam model terbuka,komputer bertindak sebagai pembantu bagi manusia pengambilan keputusan dalam menghitung, menyimpan, menghitung, mencari kembali dan menganalisis data. Perancanagn tersebut memungkin manusia pengambilan keputusan mengalokasikan tugas bagi dirinya atau pada komputer.

Perberdaan dalam pengambilan keputusan untuk keputusan-keputusan dalam keadaan kepastian, risiko dan ketidakpastian menunjukkan perlunya beberapa model keputusan bagi SIM. Untuk setiap model, persyaratan datanya berlainan, penyajiannya juga berbeda, dan masukkan keputusan dari manusia pengambilan keputusannya juga tidak sama.

SIM dapat menggunakan kriteria optimal atau pemuasan. Adalah penting untuk mengenal hal ini dalam merancang sistem informasi atau keputusan. Penggunaan optimal biasanya lebih disukai dibandingkan dengan pemuasnya.

Orientasi dari SIM pada inforamsi dan keputusan berarti bahwa analis atau perancang SIM perlu memahami teori keputusan dan teknik-teknik keputusan. SIM harus dirancang untuk memberikan dukungan keputusan dalam bentuk berbagai teknik dan ancangan.

Penerapan Model Keperilakuan Pengambilan Keputusan pada SIM

Teori keperilakuan adalah sebuah model deskriptif dari penagmbilan keputusan keorganisasian. Disini tekanannya adlah pada pemuasan, penghindaran ketidakpastian untuk mengendalikan lingkungan, adanya tujuan yang tidak konsisten berdasarkan persekutuan keorganisasian para anggota yang ada, pencarian persoalan yang distimulasi, dan perilaku penyesuaian keorganisasian dengan berjalannya waktu. Nilai utama pola keperilakuan pada perancangan SIM adalah menyadarkan perancangan pada pertimbangan-pertimbangan keperilakuan. Teori keperilakuan mendefinisikan metode untuk penghindaran ketidakpastian yang mungkin perlu didukung oleh informasi SIM.