Jumat, 08 November 2013

Sistem Informasi Manajemen



Mengolah Informasi untuk Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan
Dasar untuk menjelaskan proses pengambilan keputusan yang diajukan oleh Herbert A. Simon terdiri dari tiga tap pokok :
1.      Penyelidikan adalah pempelajari lingkunagn atas kondisi yang memperlukan keputusan. Data mentah diperolah, diolah, dan diuji untuk dijadikan petunjuk yang dapat mengidentifikasi persoalan.
2.      Perancangan adalah mendaftar, mengembangkan dan menganalisis arah tindakan yang mungkin. Hal ini meliputi proses-proses untuk memahami persoalan, menghasilkan pemecahan, dan menguji kelayakan pemecahan tersebut.
3.      Pemilihan adalah memilih arah tindakan tertentu dari semua yang ada. Pilihan ditentukan dan dilakukan.

Jadi proses keputusan dapat dianggap sebagai sebuah arus dari penyelidikan sampai perancangan dan kemudian pada pemilihan. Tetapi pada setiap tahap hasilnya mungkin dikembalikan ke tahap sebelumnya untuk dimulai lagi. Jadi tahapan tersebut tersebut merupakan unsur-unsur sebuah proses bersinambungan.

Cara lain untuk menjelaskan proses pangambilan keputusan adalah dalam arti suatu kegiatan bersinambungan yang digerakkan oleh sebuah sasaran mengubah sistem dari keadaan sekarang menjadi suatu keadaan baru.

Pengambilan keputusan lebih banyak menekankan pada umpan balik hasil keputusan. Rubenstein dan Haberstroh mengusulkan langkah-langkah berikut ini :
1.      Pengenalan persoalan atau kebutuhan untuk pengambilan keputusan.
2.      Analis dan laporan alternatif-alternafit.
3.      Pemilihan di antara alternatif yang ada.
4.      Komunikasi dan pelaksanaan keputusan.
5.      Langkah lanjutan dan umpan balik hasil keputusan.



Sistem pengambilan keputusan

Sistem keputusan yaitu model dari sistem dengan nama keputusan diambil, dapat tertutup atau terbuka.sebuah sistem keputusan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisah dari masukan yang tidak diketahui dari lingkungan.

Sistem keputusan tertutup jelas menganggap orang rasional yang secara logis menguji semua alternatif, mengurutkan berdasarkan kepentingan hasilnya, dan memilih alternatif yang membawa kepada hasil yang terbaik atau maksimal.

Sistem keputusan terbuka memandang keputusan sebagai berada dalam suatu lingkunagn yang rumit dan sebagian tak diketahui. Keputusan dipengaruhi oleh lingkungan dan pada giliranya proses keputusan kemudian mempengaruhi lingkungan. Pengambilan keputusan dianggap tidak seharusnya logis dan sepenuhnya rasional, tetapi lebih banyak memperlihatkan rasionalitas hanya dalam batas yang dikemukakan oleh latarbelakang, pandangan atas alternatif, kemampuan menangani suatu model keputusan.

Model terbuka adalah dinamis atas suatu urutan pilihan karena tingkat aspirasi berubah sehubungan dengan perbedaan antara hasil dan tingkat aspirasi.

Tanggapan Keputusan

Keputusan dapat digolongkan sebagai terprogram atau tidak terprogram berdasarkan kemampuan organisasi atau individu untuk mengadakan perencana atas proses pengambilan keputusan. Keputusan terprogram adlah keputusan yang dapat dispesifikasikan sebelumnya sebagai seperangkat aturan atau prosedur keputusan.

Keputusan tidak terprogram adalah keputusan yang terjadi hanya satu kali atau berubah setiap saat diperlukan. Keputusan dalam suatu sistem terbuka adalah tidak terprogram kareana tidak mungkin menspisifikasikan sebelumnya semua faktor.

Keputusan terprogram dapat dideligasikan ke tingkat bawah dalam sebuah organisasi. Keputusan tak terprogram biasanya tidak dapat dideligasikan.



Teknik Pengambiilan Keputusan

Herbert A. Simon mengemukakan teknik trasional dan modern dalam pembuatan keputusan yang diprogram dan tidak diprogram.
Tipe-tipe keputusan
Trasional
Modern
Diprogram : Keputusan rutin dan berulang-ulang. Organisasi mengembangkan proses khusus bagi penanganannya.
1 Kebiasaan
2 Kegiatan rutin : prosedur pengoperasian standar
3 struktur organisasi tersusun baik
1 Teknik riset operasi analisis matematik model-model
2 pengolahan data elektronik
Tidak diprogram : keputusan sekali dipakai, disusun tidak sehat dan kebijaksanaan. Ditangani dengan proses pemecahan masalah umum
1 Kebijakan dan kreatifitas
2 Coba-coba
3 Selektif dan latihan para pelaksana
Teknik pemecahan masalah yang diterapkan pada : Latihan membuat keputusan

Proses Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan memiliki berapa tahap :
Tahap 1 : pemahaman dan perumusan masalah. Para manager saering menghadapi kenyataan bahwa masalah yang sebenarnya sulit dikemukan atau bahkan sering hanya mengdentifikasikan masalah, bukan penyebab dasar. Para manajer dapat mengidentifikasi masalah dengan beberapa cara. Pertama, manajer serta sistematis menguji hubungan sebab- akibat, kedua manajer mencari penyimpangan atau perubahan dari yang normal.

Tahap 2 : pengumpulan dan analisis data yang relevan. Setelah manajer menemukan dan merumuskan masalah, manajer harus memutuskan langkah-langkah selanjutnya. Manajer pertama kali harus menentukan data-data apa yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat dan kemudian mendapatkan informasi tersebut.

Tahap 3 : pengembangan alternatif-alternatif. Kecencerungan untuk menerimana alternatif keputusan pertama yang feksibel sering menghindarkan manjer dari pencapaian penyelesaian yang terbaik untuk masalah manajer. Pengembangan sejumlah alternatif memungkinkan manajer menolak kecedenrungan untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat keputusan feksibel sering menghindarkan manjer dari pencapaian penyelesaian yang terbaik untuk masalah manajer. Pengembangan sejumlah alternatif memungkinkan manajer menolak kecedenrungan untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat keputusan yang efektif. Manajer harus memilih suatu alternatif yang cukup baik, walaupun bukan sesuatu yang sempurna atau ideal.

Tahap 4 : evaluasi alternatif-alternatif. Setelah manajer mengembangkan sekumpulan alternatif, manajer harus mengevaluasi sekumpulan alternatif, manajer harus mengevaluasi untuk menilai efektifitas setiap alternatif.

Tahap 5 : pemilihan alternatif terbaik. Pembuatan keputusan merupakan hasil evaluasi berbagai alternatif. Alternatif terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi bagi manajer dan ketidaksempurnaan kebijakan manajer.

Tahap 6 : implementasi keputusan. Setelah alternatif terbaik terpilih, para manajer harus membuat rencana untuk mengatasi berbagai permasalahan dan masalah yang mungkin dijumpai dalam penerapan keputusan.

Tahap 7 : evaluasi hasil. Keputusan implementasi keputusan harus selalu dimonitor. Manajer harus menegevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan memberikan hasil yang diingikan.

Relevansi Konsep Keputusan terhadap Perancangan SIM

SIM berdasarkan komputer berguna baik dalam sistem tertutup maupun sistem terbuka. Di dalam keputusan tertutup, komputer bertindak sebagai sebuah alat penghitung untuk bisa menghitung hasil optimum. Di dalam model terbuka,komputer bertindak sebagai pembantu bagi manusia pengambilan keputusan dalam menghitung, menyimpan, menghitung, mencari kembali dan menganalisis data. Perancanagn tersebut memungkin manusia pengambilan keputusan mengalokasikan tugas bagi dirinya atau pada komputer.

Perberdaan dalam pengambilan keputusan untuk keputusan-keputusan dalam keadaan kepastian, risiko dan ketidakpastian menunjukkan perlunya beberapa model keputusan bagi SIM. Untuk setiap model, persyaratan datanya berlainan, penyajiannya juga berbeda, dan masukkan keputusan dari manusia pengambilan keputusannya juga tidak sama.

SIM dapat menggunakan kriteria optimal atau pemuasan. Adalah penting untuk mengenal hal ini dalam merancang sistem informasi atau keputusan. Penggunaan optimal biasanya lebih disukai dibandingkan dengan pemuasnya.

Orientasi dari SIM pada inforamsi dan keputusan berarti bahwa analis atau perancang SIM perlu memahami teori keputusan dan teknik-teknik keputusan. SIM harus dirancang untuk memberikan dukungan keputusan dalam bentuk berbagai teknik dan ancangan.

Penerapan Model Keperilakuan Pengambilan Keputusan pada SIM

Teori keperilakuan adalah sebuah model deskriptif dari penagmbilan keputusan keorganisasian. Disini tekanannya adlah pada pemuasan, penghindaran ketidakpastian untuk mengendalikan lingkungan, adanya tujuan yang tidak konsisten berdasarkan persekutuan keorganisasian para anggota yang ada, pencarian persoalan yang distimulasi, dan perilaku penyesuaian keorganisasian dengan berjalannya waktu. Nilai utama pola keperilakuan pada perancangan SIM adalah menyadarkan perancangan pada pertimbangan-pertimbangan keperilakuan. Teori keperilakuan mendefinisikan metode untuk penghindaran ketidakpastian yang mungkin perlu didukung oleh informasi SIM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar